Minggu, 24 April 2011

Paht Anlyser Pro & Visual Route


                 I MADE GEDE DHARMA PUTRA
NIM      : 091532304
                                                                                                                                        4B MI

PATH ANLYZER PRO VS VISUAL ROUTE

PATH ANLYZER PRO
            Path Analyzer Pro merupakan suatu program trace user friendly yang paling terkenal, tidak seperti software trace yang lain yang kebanyakan hanya bagus tampilannya saja. Path Analyser Pro menggunakan mesin trace yang paling canggih yang tersedia saat ini dan banyak fitur-fitur yang menarik yang terdapat di dalam Path Analyzer Pro. Saat saya dan teman-teman disuruh untuk membuat tugas tentang pengalaman menggunakan Path Analyzer Pro, saya langsung browsing di internet, dan saya menemukan 2 jenis programnya, yaitu yang portable dan yang install dulu baru dipakai seperti software kebanyakan. Path Analyzer Pro yang saya coba gunakan kali ini adalah yang versi 2.7. Setelah selesai download programnya, saya langsung menginstalnya dan langsung saya coba. Disini banyak sekali fitur-fitur yang disediakan, sampai saat pertama kali saya gunakan saya merasa bingung dan saat saya perhatikan lagi ternyata tidak begitu ruwet atau membinggungkan, untuk melakukan trace, kita cukup mengetikan alamat web yang ingin kita trace di kotak dialog “target” kemudian kita enter, dan Path Analyzer Pro pun langsung melakukan trace. Sekarang saya akan menjelaskan sedikit tentang fitur-fitur yang ada di Path Analyzer Pro ini : yang pertama ada “report”, di report ini setelah anda melakukan tracing pada satu alamat misalnya www.yahoo.com,  di report ini akan terlihat ke mana saja sinyal itu akan berjalan untuk mencari servernya yahoo sampai bisa muncul ke layar computer kita.  disana juga ada grafik diagram yang mewakili report yang ada. Kedua ada “synopsis”, fitur sinopsis bertujuan agar tidak ada lagi pencarian data dari lima atau sepuluh server  whois, pendaftar, router, dan sumber lainnya dan kemudian berhubungan untuk mendapatkan informasi ringkasan Anda inginkan. Hasil Instan berarti kepuasan instan. Sinopsis hanyalah salah satu fitur yang menempatkan Pro Path Anaylzer di liga sendiri dibandingkan dengan perangkat jaringan lainnya dengan membuatnya lebih dari traceroute (seperti yang saya baca di internet, karena saya juga tidak begitu mengerti fungsi synopsis ini). Di sini juga ada chart/diagram untuk melihat diagram perjalanan trace. Yang paling menarik bagi saya adalah fitur yang satu ini, yaitu “geo”, disini kita dapat melihat perjalanan trace suatu halaman web langsung diberi gambar peta dunia, jadi kita dapat melihat langsung kemana saja rute perjalanan untuk melakukan sebuah trace halaman web. Kita juga dapat memilih apakah kita mau menampilkan atau tidak nama provinsi dan jalan dalam peta dunia tersebut, dan kita juga dapat memilih menampilkan semua kota yang ada di dunia atau kita hanya menampilkan ibu kotanya saja. Keempat ada log, untuk melihat list trace route yang kita lakukan saat ini dan yang sudah kita lakukan, dan yang terakhir adalah “stats”m Sekian pengalaman saya menggunakan program path analyzer pro, terima kasih.


VISUAL ROUTE
            Visual Route merupakan sebuah aplikasi yang berfungsi untuk melakukan tracing, yang hampir sama dengan aplikasi-aplikasi yang lainnya seperti Path Analyzer Pro yang sudah saya bahas di atas tadi, mungkin hanya ada sedikit perbedaan dari Path Analyzer Pro dengan Visual Route ini, bedanya hanya terdapat pada fitur-fitur yang terdapat di dalamnya. Sama dengan Path Analyzer Pro, Visual Route juga memiliki 2 jenis aplikasi, yaitu yang portable dengan yang di install terlebih dahulu seperti software-software pada umumnya. Visual Route yang saya gunakan kali ini adalah Visual Route 2010. Cara instalnya agak sedikit berbeda karena visual route membutuhkan software bantuan yaitu java, jadi sebelum menginstal visual route, kita harus menginstall java terlebih dahulu.
 Sekarang saya akan menceritakan tentang pengalaman saya dalam menggunakan aplikasi yang satu ini. Sama seperti Path Analyzer Pro, aplikasi ini juga sangat mudah untuk digunakan, kita tinggal mengisi kotak dialog dengan alamat web yang ingin kita trace, dan aplikasi ini pun melakukan tugasnya untuk melakukan tracing. Visual Route ini juga dilengkapi dengan sebuah database lokasi IP yang dapat digunakan untuk melakukan proses identifikasi lokasi dari alamat IP dan server secara geografis. fitur ini akan membantu Anda menunjukkan semua koneksi internet dalam sebuah peta global. Anda dapat melakukan proses registasi pada domain yang Anda miliki dan dapat dengan mudah mendapatkan informasi mengenai kontak penyedia jaringan yang dilaporkan pada hop jaringan yang tersedia. Selain melakukan tracing, Visual Route ini juga memiliki kemampuan untuk ping yang dapat menyediakan informasi mengenai sebuah status pada website, sementara fungsi trace route ini dibutuhkan untuk dapat melaporkan analisa secara menyeluruh pada tabel data, dan tampilan geografis routing. Proses analisa ini dilengkapi dengan deskripsi tentang jumlah hop, lokasi tempat yang bermasalah, dan server dengan tipe yang dapat dioperasikan oleh situs.  Untuk tabel data, Anda dapat membuat daftar informasi pada setiap hop, termasuk didalamnya adalah alamat IP, code name, lokasi secara geograsis dan sistem internet yang ditempati oleh sertver-server.
 Selain semua fitur yang ada di atas, Visual Route ini juga dilengkapi dengan sebuah peta dunia yang dapat memberikan kita sebuah gambaran grafis mengenai jalur perjalan koneksi internet. Kita tinggal memilih server atau nama jaringan yang akan tersedia pada tab Whois sebagai penyedia informasi kontak layanan. Kalau saya diminta untuk memilih untuk lebih menyukai yang mana antara Path Analyzer Pro dan Visual Route, saya memilih keduanya, karena keduanya sangat asyik digunakan, daripada kita menggunakan command promp yang disediakan oleh windows. Sekian pengalaman saya dalam menggunakan aplikasi tracing Visual Route, terima kasih.

Kamis, 10 Februari 2011


Wanitaku


Saat pertama aku melihatmu

Aku merasa ada perasaan yang tumbuh
Dalam hatiku

Senyummu,candamu dan tawamu
sangat berarti dalam hidupku


wahai wanitaku


aku ingin selalu berada di dekatmu
aku ingin kau jadi penerang dalam hidupku
dalam suka ataupun duka


By: made_cool12




CAFÉ  BAROKAH

Waktu itu jam sebelas kepala pusing terasa berat..
Ketika aku baru saja dating dari café Barokah….
Sebotol arak dan seorang wetriss menemani ku sepanjang malam
Panjangnya malam terus ku jalani, cantiknya wetriss sehabis ku nikmati…
Dan tampa terasa sebotol arak telah membuat ku jadi…….. seorang yang bejat.

Melayang laying kayak di awan awan perasaan ku waktu itu..
Ketika wetris meraba raba naik turun seluruh badan ku..
Akibat rangsangan dari sang wetris nafsu bergejolak ..
Meningkat dan terus meningkat menginggi sampai …. Muncrat

Kumencoba tuk menahan diri tapi ku tak bias menahan..
Waktu berganti dan terus berganti tampa ku sadari semua… Telah terjadi.

By: Nopa"TD"

Minggu, 23 Januari 2011

Cara membuat AC


Cara Membuat AC Sendiri Dirumah


Hawa panas menyengat akhir belakangan ini. Cari-cari solusi untuk dapetin suasana dingin.
Tapi apa daya ga kuat beli AC ato daya Listrik kurang buat pasang AC.

Uups... setelah browsing sana-sini akhirnya nemu tutorial bikin AC sederhana.
Murah meriah, cuma perlu kreatifitas aja kok!

OK kita mulai deh...

Bahan-bahan :
Kipas angin rumah (Stand/Duduk) ukuran agak besar/seadanya.
Cooper Tubing/Pipa Tembaga ukuran 3/16" panjang terserah. (Beli di toko AC/Perlengkapan AC, Tukang Service AC) 8rb - 13rb/Meter
Cable Ties secukupnya
Pompa akuarium kecil (Beli di toko akuarium) 45-65rb/pcs
Pipa plastik 3/16" Beli di toko bangunan. Harga -
Tandon air (Termos Es) Bisa pake stereofoam bekas tempat ikan.

ESTIMASI PENGELUARAN
Rp. 100.000,-

Harga ga termasuk Kipas Angin, peralatan tambahan, dll

Baca selengkapnya klik disini

Cara membuat AC

Cara Membuat AC Sendiri Dirumah






Hawa panas menyengat akhir belakangan ini. Cari-cari solusi untuk dapetin suasana dingin.
Tapi apa daya ga kuat beli AC ato daya Listrik kurang buat pasang AC.


Uups... setelah browsing sana-sini akhirnya nemu tutorial bikin AC sederhana.
Murah meriah, cuma perlu kreatifitas aja kok!


OK kita mulai deh...


Bahan-bahan :
Kipas angin rumah (Stand/Duduk) ukuran agak besar/seadanya.
Cooper Tubing/Pipa Tembaga ukuran 3/16" panjang terserah. (Beli di toko AC/Perlengkapan AC, Tukang Service AC) 8rb - 13rb/Meter
Cable Ties secukupnya
Pompa akuarium kecil (Beli di toko akuarium) 45-65rb/pcs
Pipa plastik 3/16" Beli di toko bangunan. Harga -
Tandon air (Termos Es) Bisa pake stereofoam bekas tempat ikan.


ESTIMASI PENGELUARAN
Rp. 100.000,-


Harga ga termasuk Kipas Angin, peralatan tambahan, dll


Langkah-langkah!
1. Siapkan Kipas Angin dan Copper Tubing
2. Lilitkan Copper tubing di depan kipas angin





Usahakan jangan sampai pipa tertekuk/patah



Kencengin pake Kabel Ties


3. Sambungkan Pipa tembaga sama pipa plastik



Tinggal sambung aja. Ga perlu repot.





Kalo pas dapet pipa yg ukurannya beda, bisa dikencengin pake klem. Biar ga bocor


4. Siapin pompa akuarium. cek mana inlet mana outlet. Terserah agan mo pake yg sebelah mana.





Biarkan ujung yang lain bebas. Untuk masuk/keluar air.


Saatnya buat uji coba hasil karya kamu....


Isikan air dingin di Tandon air/Termos Es. Kalo perlu tambahkan ES balok biar dingin!





AC sederhana kamu siap digunakan! Selamat mencoba.





Prinsip kerja sederhan
Air dingin yang dipompakan ke pipa tembaga menyebabkan pipa tersebut menurun suhunya. Sesuai prisip kondensasi.
Suhu dingin di sekitar pipa dihembuskan oleh angin dari kipas.
Secara teknis suhu angin keluar dari kipas lebih dingin dari pada suhu ruang.
Maka, dingin deh ruangannya... Its simple!
Cocok buat kamar yang tertutup (seperti AC sehingga dingin ruangan tetap terjaga dan optimal)

Rabu, 19 Januari 2011

DESA ADAT PENGLIPURAN - BALI

Desa adat Penglipuran berlokasi pada kabupaten Bangli yang berjarak 45 km dari kota Denpasar, Desa adat yang juga menjadi objek wisata ini sangat mudah dilalui. Karena letaknya yang berada di Jalan Utama Kintamani – Bangli. Desa Penglipuran ini juga tampak begitu asri, keasrian ini dapat kita rasakan begitu memasuki kawasan Desa. Pada areal Catus pata yang merupakan area batas memasuki Desa Adat Penglipuran, disana terdapat Balai Desa, fasilitas masyarakat dan ruang terbuka untuk pertamanan yang merupakan areal selamat datang.





Desa ini merupakan salah satu kawasan pedesaan di Bali yang memiliki tatanan yang teratur dari struktur desa tradisional, perpaduan tatanan tradisional dengan banyak ruang terbuka pertamanan yang asri membuat desa ini membuat kita merasakan nuansa Bali pada dahulu kala. Penataan fisik dan struktur desa tersebut tidak lepas dari budaya yang dipegang teguh oleh masyarakat Adat Penglipuran dan budaya masyarakatnya juga sudah berlaku turun temurun.
Keunggulan dari desa adat penglipuran ini dibandingkan dengan desa-desa lainnya di Bali adalah, Bagian depan rumah serupa dan seragam dari ujung utama desa sampai bagian hilir desa. Desa tersusun sedemikian rapinya yang mana daerah utamanya terletak lebih tinggi dan semakin menurun sampai kedaerah hilir. Selain bentuk depan yang sama, adanya juga keseragaman bentuk dari bahan untuk membuat rumah tersebut. Seperti bahan tanah untuk tembok dan untuk bagian atap terbuat dari penyengker dan bambu untuk bangunan diseluruh desa.
Karena Desa Penglipuran terletak didataran yang agak tinggi, suasana terasa cukup sejuk. Selain suasana pertamanan yang asri tetapi juga sangat ramahnya penduduk desa terhadap tamu yang datang. Banyak wisatawan yang datang dapat menikmati suasana desa dan masuk kerumah mereka untuk melihat kerajinan – kerajinan yang penduduk desa buat. Sehingga untuk tinggal berlama lama disini sangatlah menyenangkan.
Desa Adat Penglipuran ini termasuk desa yang banyak melakukan acara ritual, sehingga banyak sekali acara yang diadakan didesa ini seperti pemasangan dan penurunan odalan, Galungan dll. Memang Saat yang sangat tepat untuk datang kedesa ini adalah pada acara tersebut berlangsung, sehingga kita dapat melihat langsung keunikan dan kekhasan dari desa penglipuran ini. Walaupun anda tidak sempat datang pada saat acara tersebut diatas, anda dapat menikmati suasana desa pada sore hari. Karena pada saat sore umumnya penduduk desa keluar rumah setelah selesai melakukan aktifitas rutin mereka dipagi dan siang hari, merek keluar untuk berkumpul bersama sama penduduk desa yang lain dan para pria pada saat sore hari mengeluarkan ayam jago kesayangan mereka dan tidak jarang mereka melakukan tajen/adu ayam tetapi tanpa pisau dikakinya. Sambil menunggu datangnya senja anda dapat menikmati Bubur Ayam diwarung Pak Made yang sangat bersih dan murah meriah dan berbaur bersama penduduk desa adat penglipuran merupakan pengalaman yang tidak akan saya lupakan.

Baca selengkapnya klik disini

Penglipuran

Desa Adat Penglipuran - Bali


Desa adat merupakan suatu komunitas tradisional dengan fokus fungsi dalam bidang adat dan agama Hindu, dan merupakan satu kesatuan wilayah dimana para anggotanya secara bersama-sama melaksanakan kegiatan sosial dan keagamaan yang ditata oleh suatu sistem budaya. Hal ini mengacu pada kelompok tradisional dengan dasar ikatan adat istiadat, dan terikat oleh adanya tiga pura utama yang disebut Kahyangan Tiga atau pura lain yang berfungsi seperti itu, yang disebut Kahyangan Desa.  
Desa Penglipuran alah satu desa adat yang masih terpelihara keasliannya. Berbagai tatanan sosial dan budaya masih terlihat di berbagai sudut desa ini sehingga nuansa Bali masa lalu tampak jelas. Perbedaan desa adat Penglipuran dengan desa adat lainnya di Bali adalah tata ruang yang sangat teratur berupa penataan rumah penduduk di kanan dan kiri jalan dengan bentuk fasad rumah yang seragam dalam hal bentuk sehingga keseluruhan desa ini tampak rapi dan teratur.
Selain sebagai identitas, keberadaan Desa Adat Penglipuran adalah sebuah kekayaan ilmiah yang merupakan objek untuk terus dipelajari guna peningkatan pengetahuan. Banyak hal yang dapat dipelajari melalui penelitian terhadap kondisi desa, baik secara struktural maupun tatanan sosial.
LOKASI OBJEK
Desa adat Penglipuran berada di bawah administrasi Kelurahan Kubu, Kecamatan bangli, Kabupaten Bangli, yang berjarak 45 km dari kota Denpasar. Letaknya berada di daerah dataran tinggi di sekitar kaki Gunung Batur. Berdasarkan data tahun 2001 yang dihimpun pemerintah, Desa Adat Penglipuran memiliki luas wilayah sekitar 1,12 Ha. 
Untuk menuju desa ini dapat dicapai melalui sisi timur Desa Bangli, yakni Jalan Raya Bangli – Kintamani, maupun dari sisi utara desa, yakni Jalan Kintamani Kayuambua – Bangli. 
Desa Adat Penglipuran memiliki batas-batas wilayah sebagai berikut: 
- Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Adat Kayang 
- Sebelah Timur berbatasan dengan Desa Adat Kubu 
- Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Adat Gunaksa 
- Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Adat Cekeng 
Desa Penglipuran resmi ditunjuk oleh Pemerintah Daerah Bali menjadi desa adat tradisional yang menjadi tujuan pariwisata sejak tahun 1992. 
KONDISI FISIK 
Desa ini merupakan salah satu kawasan pedesaan di Bali yang memiliki tatanan yang teratur dari struktur desa tradisional, perpaduan tatanan tradisional dengan banyak ruang terbuka pertamanan yang asri membuat desa ini membuat kita merasakan nuansa Bali pada dahulu kala. Penataan fisik dan struktur desa tersebut tidak lepas dari budaya yang dipegang teguh oleh masyarakat Adat Penglipuran dan budaya masyarakatnya juga sudah berlaku turun temurun. 
Keunggulan dari desa adat penglipuran ini dibandingkan dengan desa-desa lainnya di Bali adalah bagian depan rumah serupa dan seragam dari ujung utama desa sampai bagian hilir desa. Desa tersusun sedemikian rapinya yang mana daerah utamanya terletak lebih tinggi dan semakin menurun sampai kedaerah hilir. Selain bentuk depan yang sama, adanya juga keseragaman bentuk dari bahan untuk membuat rumah tersebut. Seperti bahan tanah untuk tembok dan untuk bagian atap terbuat dari penyengker dan bambu untuk bangunan diseluruh desa. 
Lokasi dari desa Penglipuran ini pada daerah dataran tinggi merupakan salah satu lingkup dari kaki Gunung Batur, kabupaten Bangli, Bali.
Hal tersebut menyebabkan keadaan topografi pada Desa Penglipuran berkontur, tidak rata dan mempunyai hirarki yang tertinggi yang dimanfaatkan sebagai pura, yaitu tempat bersembahyang dan pelaksaan upacara adat di desa tersebut. Semakin kearah utara topografi tanah semakin tinggi hingga didapatkan suatu hirarki tertinggi pada pura panataran dan pura puseh yang digunakan untuk sembahyang umat Hindu di daerah tersebut dan upacara rutin tiap enam bulan sekali. Semakin ke arah selatan topografi tanah semakin rendah yang digunakan untuk kuburan umat Hindu di daerah tersebut.
Umat Hindu percaya arah ke utara adalah arah mulia sehingga digunakan untuk tempat pura apalagi didukung dengan ketinggian tanah yang mencapai tertinggi pada area tersebut, serta arah selatan digunakan sebagai kuburan orang desa tersebut, kuburan anak-anak serta kuburan Alah pati dan Ulah pati. 
Untuk vegetasi yang ada di wilayah Desa Penglipuran termasuk desa yang subur dan mayoritas menghasilkan bambu, hal ini dapat terlihat dari penduduknya yang banyak menggunakan bambu sebagai bahan bangunan rumah mereka.

ARTI KATA PENGLIPURAN 
Kata Penglipuran berasal dari kata “penglipur”, yang memiliki arti pelipur hati (penghibur hati). Nama ini diberikan oleh Raja Bangli ketika mengungsi di desa ini bersama keluarga kerajaan dan pengawalnya. 
Pada masa itu, kerajaan Bangli diserang oleh kerajaan lain sehingga Raja beserta keluarga terpaksa mengungsi. Saat Raja berada di desa ini, masyarakat menyambut dengan gembira dan membantu serta menghibur hati Raja dengan melayani segala kebutuhan Raja di dalam pengungsian. Banyak hal dilakukan oleh penduduk untuk menghilangkan kesedihan Raja, seperti mengadakan upaca penyambutan, meyediakan tampat tinggal dan kebutuhan lainnya, termasuk membantu Raja berperang untuk merebut kembali kerajaan Bangli. 
Karena perbuatan penduduk desa yang telah menghibur hati Raja, maka Raja Bangli menyebut desa ini dengan nama “Penglipuran”, yang berarti bahwa penduduk desa telah menghilangkan kesedihan dan telah menghibur hati Raja. 

GAMBARAN UMUM MASYARAKAT DESA PENGLIPURAN 
Memiliki kepala lingkungan yang disebut Wayan Kajeng dan kepala adat yang disebut Wayan Supat. Sebagian besar penduduknya memiliki mata pencaharian sebagai petani bambu yang ladangnya terletak di sebelah barat desa. Daerah ini merupakan penghasil bambu terbanyak di pulau Bali. Selain sebagai petani, juga sebagai pengrajin anyam-anyaman dari bambu. 
Berdasarkan hasil wawancara dengan I Wayan Supat, dapat diketahui bahwa jumlah penduduk Desa Penglipuran pada tahun 2010 adalah 225 keluarga yang diwakili oleh 76 dewan desa di dalam lembaga pemerintahan.
Jumlah warga (krama) Desa Adat Penglipuran yang sebanyak 76 orang tersbut disebut sebagai warga/krama desa pengarep. Krama desa pengarep ini bertanggungjawab penuh terhadap pembangunan fisik dan non fisik di desa ini. Jumlah ini juga yang menjadi jumlah tapak rumah di dalam Desa Penglipuran. 
Selain lembaga adat, masyarakat Penglipuran juga aktif dalam kegiatan PKK, Arisan, Posyandu, Pokdarwis (kelompok Sadar Wisata). Kegiatan PKK dilakukan setiap tanggal 6 dengan kegiatan simpan pinjam, sosialisasi mengenai upaya peningkatan pendapatan rumah tangga, gizi dll. 
Jika ada orang asing yang ingin tinggal di Desa Penglipuran (untuk menetap atau hanya sementara), maka harus ada seorang warga asli Penglipuran yang bertanggung jawab atas keberadaan orang tersebut selama berada di dalam lingkungan Desa Adat Penglipuran. Hal ini dilakukan untuk mencegah adanya perusakan budaya setempat oleh kehadiran orang asing yang tinggal di dalam desa. 
Sama seperti masyarakat Bali lainnya, penduduk Penglipuran juga menganut sistem kasta. Seluruh warga Desa Adat Penglipuran beragama Hindu dengan kasta Sudra (kasta terendah dalam sistem kasta di Bali), tetapi keadaan ini tidak membuat warganya berkecil hati. Hal ini menjadi motivasi bagi warga Desa Penglipuran untuk menunjukkan eksistensinya sebagai desa adat tradisonal yang bisa menjadi objek wisata. 
Kegiatan sembahyang warga desa dilakukan 3 kali sehari di Pura Sanggah yang berada di dalam rumah masing-masing warga. Pada saat Purnama Tilem sembahyang dilakukan bersama-sama oleh seluruh penduduk desa di Pura Puseh atau Pura Dalem yang terletak di bagian utara desa. 
Untuk menjaga kebersihan diadakan kegiatan pembersihan lingkungan satu bulan sekali setiap tanggal 15. Hal ini juga sebagai penerapan ajaran Tri Hitakarana, yaitu manusia selaras dengan Tuhan, manusia selaras dengan sesama manusia, dan manusia selaras dengan alam. Keselarasan antar sesama manusia diwujudkan dalam kegiatan ungkeman, atau arisan dalam bahasa kita.Ungkeman didakan sebulan sekali dengan tuan rumah yang bergiliran. 
Setiap rumah diwajibkan memelihara anjing karena anjing dianggap sebagai sahabat setia manusia. Hal ini berdasar pada legenda Asudewa, anjing Dharmawangsa yang tetap setia menemaninya membuat kisah-kisah sastra. Dharmawangsa merupakan anggota keluarga Pandhawa. Pada saat perang anjing juga setia menemani Pandhawa berperang, sehingga Pandhawa memerintahkan setiap keturunannya wajib memelihara anjing. Penduduk dilarang mengkonsumsi daging anjing. Namun pada beberapa kegiatan, anjing dikorbankan dan dimakan dengan filosofi memberi tempat yang lebih baik pada sahabatnya. 

LEMBAGA PEMERINTAHAN 
Pimpinan tertinggi di Desa Penglipuran dipegang oleh seorang kepala adat yang diberi gelar I Wayan Supat dan memiliki masa jabatan yang ditentukan. Masa Jabatan I Wayan Supat yang masih aktif sekarang ini (2010) akan berakhir pada tahun 2012. 
Di dalam mengelola pemerintahan di dalam desa, I Wayan Supat dibantu sebuah lembaga pemerintahan (perangkat desa) yang bersifat informal otonom, yakni tidak berada di bawah pejabat pemerintahan Indonesia. Namun, antara lembaga ini tetap melakukan hubungan korrdinasi dengan pemerintahan Propinsi Bali. Keberadaan lembaga pemerintahan Desa Adat Penglipuran tersebut diatur dalam Perda Bali No. 3 Tahun 2001. 
Dalam menjalankan pemerintahan, perangkat desa memiliki sebuah peraturan adat (seperti UUD dalam pemerintahan Indonesia) yang disebut “Tri Hita Karana”. Beberapa hal yang tercantum di dalam peraturan tersebut adalah: 
1 Parahyangan 
Hubungan manusia dengan Tuhan, diwujudkan dengan melakukan peribadatan di tempat suci untuk memuja Tuhan. 
2 Pawongan 
Hubungan manusia dengan manusia, diwujudkan dengan menjaga keharmonisan di dalam perkawinan. 
3 Palemahan 
Hubungan manusia dengan lingkungan, diwujudkan dengan menjaga kelestarian lingkungan sekitar dan juga memlihara hewan ternak dengan baik. 

SISTEM PERKAWINAN 
Penduduk Desa Penglipuran menganut sistem patrilineal, yakni sebuah keturunan berdasarkan dari laki-laki. Beberapa penerapan sistem ini adalah bahwa seorang wanita yang menikah harus ikut ke rumah suaminya dan warisan berupa harta tak bergerak (tanah) diberikan kepada anak laki-laki di dalam keluarga. 
Di dalam kepercayaan yang dianut warganya yang kemudian menjadi hukum tak tertulis Desa Adat Penglipuran, seorang laki-laki hanya diperbolehkan memiliki satu orang istri, begitu juga sebaliknya (menganut monogami). Paham poligami ataupun poliandri dilarang keras dijalani oleh penduduk Desa. Jika terdapat seorang warga yang melakukan tindak poligami atau poliandri, maka dilakukan sebuah hukuman sosial bagi pelaku beserta keluarganya. Hukuman ini berupa pelanggar besera keluarga ditempatkan di sebuah pekarangan yang terletak di luar ketiga zona Tri Mandala, yakni di sebuah zona khusus yang status nilainya lebih rendah daripada Nista Mandala. Mereka dilarang memasuki tempat suci desa (dalam hal ini Pura, sebagai tempat peribadatan). Hukuman ini berlaku hingga anak cucu pelanggar hukum tersebut. 
Apabila ada pendatang dari luar yang ingin menikah dengan penduduk Desa Penglipuran, dia harus masuk dan mengikuti ajaran agama Hindu sesusai dengan agama resmi di dalam Desa Penglipuran. Jika orang luar tersebut berjenis kelamin wanita, maka ia harus ikut suaminya untuk tinggal di dalam lingkungan Desa Penglipuran. 

KONSEP TATA RUANG BALI 
Dalam konsep tata ruang Bali penataan lingkungan dan penempatan bagian-bagian rumah selalu berkiblat ke arah utara. Hal ini dipengaruhi oleh Gogohan Tua (kebudayaan tua) yang menempatkan arah utara sebagai tempat tertinggi dan suci. Sehingga pola penempatan bangunan desa selalu melintang dari utara ke selatan, dengan utara sebagai bagian suci. 
Sedangkan dalam tata ruang bangunan tinggal memiliki konsep sanga mandala, dimana sebuah bangunan terbagi menjadi bagian utama, madya dan nista. Konsep ini mengacu kepada dua hal, yang pertama kepada arah lintasan matahari (timur – barat). Bagian bangunan timur lebih mulia dibanding bagian barat. Dan yang kedua mengacu pada sumbu kaja kelud (gunung laut), dimana arah gunung lebih mulia ketimbang arah laut. 
SISTEM TATA RUANG DESA ADAT PENGLIPURAN 
Di dalam Desa Penglipuran, ada sebuah kaidah arsitektur yang disebut dengan nama awik-awik untuk mengatur semua tata cara pembangunan. 
Dalam pembagian peruntukan lahan (tata ruang), Desa Penglipuran menganut sistem Tri Mandala, yakni sebuah sistem penataan ruang yang dibagi menjadi tiga zona peruntukan. Istilah tersebut berasal dari dua kata, yakni “Tri” dan “Mandala”. Tri memiliki arti “tiga”, sedangkan Mandala memiliki arti “ruang”. Sehingga pengertian etimologis dapat diperoleh dari kedua arti kata tersebut, yakni “Tiga Ruang”. Atau dalam penjabarannya, Tri Mandala adalah pembagian tata ruang kawasan menjadi tiga zona berdasarkan tingkat status nilai kultural (peraturan adat) yang setiap zona tersebut memiliki fungsi masing-masing sesuai dengan status nilai yang dimiliki. 
Pembagian tata ruang tersebut adalah sebagai berikut, 
1. Utama Mandala
Zona ini merupakan tempat yang memiliki nilai tertinggi di antara zona yang lain. Terletak di bagian yang paling dekat dengan Gunung (di kawasan Desa Penglipuran, zona Utama berada di bagian Utara). Di zona ini terdapat sebuah Pura sebagai tempat peribadatan pusat dari seluruh warga Desa Penglipuran. 
2. Madya Mandala
Merupakan zona yang memiliki nilai di tengah-tengah. Terletak di antara zona Utama dan Nista. Di zona Mandala ini merupakan tempat didirikannya rumah tinggal bagi penduduknya. 
3. Nista Mandala
Zona ini merupakan tempat yang memiliki nilai terendah di antara zona yang lain. Terletak di bagian yang paling dekat dengan laut (di kawasan Desa Penglipuran, zona Nista berada di bagian Selatan). Karena itu, di zona ini terdapat sebuah kompleks pemakaman.
UTAMA MANDALA
Merupakan tempat dengan nilai tertinggi pada kawasan desa. Pada zona ini terletak pura sebagai tempat beribadat warga Penglipuran.
MADYA MANDALA 
Zona ini merupakan tempat dengan nilai tengah, antara Utama dan Nista dan digunakan sebagai tempat tinggal warga. Rumah utama yang berada di Desa Penglipuran berjumlah 76 rumah yang dibagi menjadi oleh jalan utama menjadi 32 rumah di tiap sisi jalan. Penomoran rumah menggunakan sistem modern, yakni nomor ganjil berada di satu sisi dan nomor genap berada di sisi lain. Rumah dengan nomor ganjil berada di sisi timur jalan, sedangkan rumah dengan nomor genap berada di sisi barat jalan. Nomor rumah tersebut diletakkan di gerbang rumah beserta sebuah papan informasi yang menunjukkan kondisi penghuni rumah, yakni nama kepala keluarga, jumlah penghuni laki-laki, jumlah penghuni wanita, serta sebuah keterangan tentang penghuni rumah.
Setiap tapak rumah warga, di dalamnya terdapat beberapa bangunan yang masing-masing memiliki fungsi tersendiri dengan penempatan tiap bangunan disesuaikan dengan peraturan Tri Mandala. Beberapa bangunan tersebut adalah, tempat tidur orang tua (berada di bagian utara), tempat tidur anak (berada di bagian barat), tempat memotong gigi (metatah) dan nagaben (berada di bagian selatan) serta kandang dan toilet (berada di bagian timur). Perletakan ini sesuai dengan peraturan dalam Tri Mandala, yakni bagian utara adalah zona Utama dan bagian timur tapak adalah zona Nista. 
Perletakan satu rumah warga dengan rumah warga yang lain, saling bergandengan tanpa dipisahkan oleh pagar pembatas dan ada sebuah jalur yang menghubungkan antar-rumah tersbut. Hal ini dilakukan agar warga dengan tetangga sekitar dapat melukakan hubungan yang langsung sehingga tetap terjaga keharmonisan hubungan antar-warga.
Pengaruh arsitektur dari luar Desa Penglipuran mulai dirasakan sejak tahun 1960-an, yakni berupa bahan bangunan, interior, dan perabotan modern digunakan dalam pembangunan, tetapi ciri khas arsitektur tradisional harus tetap terjaga. Salah satu ciri tersebut adalah bentuk gerbang rumah, tata letak bangunan di dalam rumah, dan tidak boleh dibangun bangunan bertingkat. 
Jika sebuah keluarga memiliki jumlah anggota banyak, maka pembangunan rumah baru dilakukan dengan cara membangun di belakang rumah utama seluas 200 m2 (sikut satak) sehingga jika dilihat dari jalan desa, jumlah rumah di Desa Penglipuran tetap 76 rumah. Pada masing-masing rumah memiliki gapura sebagai pintu masuk. Gapura tersebut diapit tembok setinggi mata yang terbuat dari campuran tanah liat dan kotoran kerbau Di dekat gapura ditempatkan pura sanggah sebagai tempat sembahyang keluarga.
Karena setiap rumah memiliki luas lahan yang sama sehingga untuk mengadakan hajatan besar diadakan di Bale Banjar yang terletak di dekat gapura desa. Selain itu, Bale Banjar juga berfungsi sebagai tempat berkumpul penduduk ketika rapat, pemilihian kepala desa, imunisasi, dan lain-lain.
Pengaturan rumah penduduk pada desa Penglipuran, dengan lebih mengutamakan letak sanggah yaitu sebelah timur, paon meten bagian utara dari bale upacara, sedangkan bagian barat laji dan lumbung. Pada Sangah terdapat 3 rong sebagai tempat sesembahan kepada tiga dewa utama kehidupan. Sedangkan pada bagian Paon meten merupakan tempat tinggal, mulai dari dapur, tempat tidur dan tempat air.

Suatu upaya yang sungguh arif dan brilian. Itulah kesan pertama yang tertangkap saat mengamati arsitektur tradisional Bali di desa Penglipuran. Desa Penglipuran yang mempunyai potensi material bambu di daerah sekitarnya. Para undagi menerapkannya dan menyandingkannya dengan material kayu. Dan hal inilah yang membuat arsitektur nusantara mempunyai jati diri di dalam kancah arsitektur dunia. Seperti halnya arsitektur tradisional di desa Penglipuran ini pun menggunakannya penyelesaiannya yang sama untuk menyambung bagian satu dengan bagian yang lain.
Di dalam ilmu kostruksi kita mendapati bahwa suatu bangunan dibagi mejadi tiga bagian yaitu kepala, badan dan kaki. Gaya disalurkan melewati ketiga bagian tersebut. Begitupun juga apabila kita kaji bangunan-bangunan yang ada di Bali. Hal tersebut umumnya berlaku pada bangunan candi sebagai tempat peribadatan. 
Pada arsitektur Bali, ada beberapa jenis bangunan yang menonjol yaitu rumah tempat tinggal, tempat ibadah, bangunan tempat musyawarah, dan rumah penyimpanan. Tidak seperti arsitektur modern, arsitektur tradisional Bali dijiwai nilai-nilai religious dan transendental mulai dari konsep sampai proses pembuatan dan pasca pembuatan. Menghubungkan yang sacral dan profane. 
Typologi bangunan tradisional umumnya disesuaikan dengan tingkat-tingkat golongan utama, madya dan sederhana. Tipe terkecil untuk bangunan perumahan adalah sakepat. Yang berarti bertiang empat. Tipe-tipe membesar bertiang enam, bertiang delapan, bertiang Sembilan, dan bertiang duabelas. Hal tersebut dijelaskan sebagai berikut : 
Sakepat
Bangunan sakepat dilihat dari luas ruang tergolong bangunan sederhana luasnya ±3m x 2,5m. bertiang empat denah segi empat. Atap dengan kostruksi kampiah atau limasan. Sebgai variasi dapat ditambah dengan satu tiang parba, satu atau dua tiang pandak. Dapat pula tanpa balai-balai dalam fungsinya untuk balai patok atau fungsi lain yang tidak memerlukan adanya balai-balai. Konstruksinya cecanggahan, sunduk, atau canggah wang. 
Sakenem
Bangunan sakenem berbentuk segi empat panjang, dengan panjang sekitar tiga kali lebarnya. Luas bangunan ±6m x 2m, mendekati dua kali luas sakepat. Konstruksi bangunan terdiri dari enam tiang berjajar tiga-tiga pada kedua sisi panjang. Keenam tiang disatukan oleh suatu balai-balai atau empat tiang pada satu balai-balai dan dua tiang di teben pada satu balai-balai dengan dua saka pandak. Hubungan balai-balai dengan kostruksi perangkai sunduk waton, likah dan galar. 
Konstruksi atap dengan kampiah atau limas an. Bahan bangunan dan penyelesaiannya disesuaikan dengan fungsi dan tingkat kualitasnya. 
Sakutus
Diklasifikasikan sebagai bangunan madya dengan funsi tunggal untuk tempat tidur yang disebut bale meten. Bentuk bangunan segi empat panjang, dengan luas sekitar 5m x 2,5m. Konstruksi terdiri dari delapan tiang yang dirangkai empat-empat menjadi dua balai-balai. Tiang-tiang dirangkaikan dengan sunduk, waton/ selimar, likah, dan galar. Stabilitas konstruksi dengan sistem lait pada pepurus sinduk dengan lubang tiang sanggawang tidak ada pada sekutus. Konstruksi atap menggunakan sistem kampiyah bukan limasan, difungsikan untuk sirkulasi udara selain udara yang melewati celah antara atap dan kepala tembok. 
Astasari
Bentuk bangunan segi empat panjang, dengan luas sekitar 4m x 5m. tinggi lantai kurang lebih 0,60m dengan tiga atau empat anak tangga ke arah natah. Bangunan dengan dinding penuh. Dinding setengah sisi dan setengah tinggi pada sisi teben kauh dan terbuka ke arah natah, 
Konstruksi bangunan dengan satu balai-balai mengikat empat tiang dan empat tiang lainnya berdiri dengan sanggawang sebagai stabilitas. Pemaku tiang pada balai balai dengan sunduk dan lait, pasak, pada hubungannya. Konstruksi atap limas an dengan dedeleg pada pertemuan puncak atap. 
Bahan bangunan, lantai pasangan batu alam, dinding pasangan batu cetak atau batu bata peripihan. Tiang dan rangka atap kayu. Rangkap atap iga-iga dari bambu dan penutup atap dari alang-alang. Seluruh konstruksi menampakan keterlanjangan warna alam sebgai warna aslinya 

BAGIAN-BAGIAN STRUKTUR 
Seperti disebutkan di awal tadi bahwa bangunan tradisional Bali menganut prinsip kepala-badan-kaki. Maka bagian-bagiannya adalah: 
Bebaturan Bagian bawah atau kaki bangunan adalah bebaturan yang terdiri dari jongkok asu sebagai pondasi tiang, tapasujan sebagai perkerasan tepi bebaturan. Bebaturan merupakan lantai bangunan, undag, atau tangga untuk lintasan naik turun lantai ke halaman.

Bahan bangunan yang dipakai untuk bebaturan sesuai dengan tingkatan sederhana, madya, dan utama. Jongkok asu sebagai pondasi alas tiang disusun dari pasangan batu alam atau batu buatan perekat lempung pasir kapur atau pasir semen. Biasanya dipakai bahan-bahan local yang mudah didapat. Untuk desa Penglipuran kemungkinan bahan batu alam berasal dari batu lava karena terletak di daerah pegunungan. 
Dinding Untuk bangunan yang sederhana bidang-bidang pembatas sisi dipakai dinding gedeg anyman bambu atau anyman daun kelapa yang disusun dengan rangka terampa uger-uger. Daun kelapa dapat dianyam pada kedua belah sisi pelepah dengan helai daun terbuka disebut teratub. Dilipat dari sebelah sisi untuk anyaman pada sisi sebelah sehingga mendapatkan anyaman yang lebih tebal dan lebih kokoh dari teratub yang disebut kelangsah. Pemasangan penutup dinding pada rangka dinding diikat dengan tali bambu atau tali ijuk dalam satu komposisi yang serasi.
Tembok
Tembok dan pilar-pilarnya dibangun dengan pola kepala-badan-kaki, dihiasi dengan pepalihan dan ornament bagian-bagian tertentu. Tembok tradisional dibangun terlepas tanpa ikatan dengan konstruksi rangka bangunan. Dipertegas dengan celah antara kepala tembok dan sisi bawah atap sehingga tembok bebas tidak memikul. Dengan konstruksi tembok bebas beban diharapkan terhindar dari bahaya gempa yang terjadi.
Sesaka atau kolom
Elemen konstruksi utama dalam bangunan tradisional adalah tiang modul dasar sesungguhnya adalah tiang yang disebut sesaka. Jarak tiang ke tiang ke arah panjang adalah sepanjang tiang ditambah pengurip. Jarak tiang ke tiang ke arah lebar 2/3 panjang tiang ditambah pengurip atau bervariasi dari bawah lambing sampai ke atas slimar atau sunduk dawa atau sunduk bawak dan bagian-bagiannya. Masing-masing juga dengan penguripnya. (pengurip=pelebih) Bahan yang dipakaiuntuk sesaka adalah kayu-kayu dengan kualitas dari kelompok-kelompok tertentu seperti raja kayu ketewel, patih kayu jati. Selain itu digunakan pula raja kayu cendana, patih kayu menengen.
Bangunan-bangunan tradisional yang dibangun dengan konstruksi rangka, sesaka dan bagian-bagian rangka lainnya hubungan elemen-elemen strukturnya dikerjakan dengan sistem lait, baji, dan ikatan tali temali. Struktur dan konstruksi serupa itu merupakan struktur dan konstruksi yang tahan gempa, yang diperlukan untuk bangunan-bangunan di daerah yang sering terjadi gempa. 
Pementang
Balok belandar sekeliling rangkaian tiang-tiang tepi, dalam bangunan tradisional disebut lambang. Lambing rangkap yang disatukan, balok rangkaian yang dibawah disebut lambang dan yang di atas disebut sineb. Balok tarik yang membentang di tengah-tengah mengikat jajaran tiang tengah disebut pementang.
Iga-iga
Usuk-usuk bangunan tradisional Bali disebut iga-iga. Pangkal iga-iga dirangkai dengan kolong atau dedalas yang merupakan bingkai tepi luar atap. Ujung atasnya menyatu dengan puncak atap. Batang simpul menyatu di puncak disebut petaka untuk atap berpuncak satu titik dan dedeleg untuk puncak memanjang. Disebut langit-langit untuk atap dengan konstruksi kampiyah yang bukan limasan.
Raab
Penutup atap tradisional disebut raab yang umumnya dibuat dari bahan-bahan alam, sebagian besar alang-alang. Di pegunungan ada pula yang dibuat dari sirap bambu seperti yang terdapat di desa penglipuran ini. Alang-alang dihasilkan sekali dalam setahun untuk bahan yang cukup tua. Disabit, dibersihkan, diolah dalam rangkaian ikatan yang merupakan bidang-bidang atap. Ikatan alang-alang dengan tali ijuk dan ke bidang rangka atap diikatkan dengan tali bambu pada iga-iga yang juga terdapat dari bambu pilihan.
Walaupun desa ini masih sangat tradisional akan tetapi setiap rumah sudah menggunakan listrik sebagai penerangan utamanya. Listrik pada desa penglipuran ini bersumber pada PLN dan juga memanfaatkan jendela dan lubang dinding lainnya sebagai media penerangan pada siang harinya dari sinar matahari atau terang langit. 

NISTA MANDALA
Makam desa Penglipuran terletak pada bagian paling selatan dari desa ini. Penempatan ini berdasarkan kepada kepercayaan masyarakat tentang orientasi kaja (utara/gunung) dan kelod (selatan/laut). Bangunan-bangunan di desa adat Penglipuran penempatannya diatur mulai dari utara yang merupakan area paling suci, biasanya di fungsikan sebagai pura, hingga ke selatan yang merupakan area yang paling tidak suci. Area yang tidak suci ditempati oleh orang-orang yang melanggar peraturan adat (awig-awig); misalnya, laki-laki yang memiliki isteri lebih dari satu berarti melanggar awig-awig pada bab perkawinan (pawos pawiwahan). Dalam pandangan masyarakat, pemakaman juga digolongkan sebagai tempat yang paling tidak suci.
Kompleks pemakaman di desa Penglipuran tidak sama dengan makam pada umumnya di wilayah lain. Di kompleks pemakaman ini tidak ditemui makam-makam yang berderet dan berjumlah banyak karena pada dasarnya kepercayaan dalam agama Hindu (agama resmi di desa Penglipuran) menerapkan tradisi ngaben (upacara pembakaran jenazah) sehingga tidak semua orang dimakamkan di kompleks ini. 
Kompleks pemakaman ini dibangun untuk menghormati perjuangan Kapten Anak Agung Gede Mudhita atau A.A.Anom Muditha dan 18 anggotanya yang tewas ditembak oleh tentara NICA (Belanda) di desa Penglipuran pada masa perang kemerdekaan Indonesia. Jalan di samping kompleks pemakaman ini juga diberi nama “Jalan Pahlawan” untuk menghormati para pahlawan tersebut. Adapun objek-objek yang berada di kompleks makam ini adalah: 
Pura Dalam Agung 
Berfungsi sebagai Pura pada umumnya, yakni sebagai tempat peribadatan bagi pemeluk agama Hindu.
Petinggih Ratu Gede
Berfungsi sebagai tempat penyimpanan barong dan perlengkapan upacara lainnya. Desa Penglipuran memang dikenal sering mengadakan upacara adat sehingga desa ini dikenal sebagai salah satu objek wisata budaya.
Bale Bengong
Berfungsi sebagai tempat pertemuan bagi masyarakat desa ketika merencanakan untuk mengadakan upacara adat tertentu.
Prasasti dan patung
Sebagai pertanda/peringatan yang menunjukkan bahwa Kapten Anak Agung Gede Mudhita (tertulis: AAGdANDM Muditha) dimakamkan di kompleks pemakaman ini.
Deretan nisan Merupakan nisan Kapten Anak Agung Gede Mudhita dan 18 anggotanya. Nisan anggota berjejer dalam enam baris ke samping. Sedangkan nisan Kapten Anak Agung Gede Mudhita berada di satu sisi menonjol keluar.


Posisi ruang-ruang di dalam kompleks pemakaman tersebut di atas dapat dilihat pada sketsa denah berikut ini:
UTILITAS LINGKUNGAN 
JARINGAN SAMPAH 
Sistem pembuangan sampah pada desa penglipuran ini adalah menggunakan sistem desentralisasi, yaitu pengumpulan sampah yang dilakukan di beberapa bak koleksi yang ditempatkan diluar masing-masing rumah. Selanjutnya sampah tersebut diangkut dengan mobil grobak dan dikumpulkan pada suatu tempat ( tempat pembuangan akhir ).
JARIANGAN AIR KOTOR (DRAINASE)
Air kotor pada Desa Penglipuran yang dihasilkan dari masing-masing RT langsung di tamping ke septic tank (limbah padat). Sedangkan untuk limbah cair di buang ke selokan yang dihubungkan melalui pipa-pipa. Pada umumnya warga menggunakan closet jongkok di WC nya.
JARINGAN AIR BERSIH 
Air bersih yang digunakan untuk mencukupi konsumsi air bersih pada Desa Penglipuran berasal dari PDAM.
PENGHAWAAN
Sistem penghawaan pada Desa Penglipuran menggunakan sistem penghawaan alami berupa jendela dan lubang dinding lainnya yang juga memanfaatkan terang langit sebagai media penerangan pada siang hari.